24
Okt
Qurban; Menyembelih Cinta
Posted by iDa_941
Bismillah…
#Panci Pertama#
Jumat, 12 Oktober
2012
Meski koki kali ini
hanya 2, yakni Chef G dan Chef I (hehe) tapi semoga rasanya tak kalah “WOW!”
ketika kokinya ada 7…
Okey, frens…
Resep kita kali ini
adalah tentang “Idul Adha.” Dan untuk lebih memudahkan dalam membaca, akan
penulis paparkan per poin nya… (smoga memudahkan, bukan malah menyulitkan)
1.
Pelajaran penting dari idul adha adalah tauhid dan melakukan
segala sesuatu semata-mata karena Allah. Once again, SEMATA-MATA KARENA ALLAH.
TITIK. Bukan karena yg lain.
Ingat pelajaran yg
bisa kita ambil dari Bapak para Nabi kita, Nabi Ibrahim as, yg mana beliau
betul-betul ikhlas melaksanakan semua perintah Allah, Illah yg dicintainya. Apapun
perintah itu. Mulai dari meninggalkan istri dan anak yg dicintainya -Siti Hajar
dan nabi Ismail yg ketika itu masih bayi- sendirian berdua di padang pasir yg
tandus, tak ada orang di situ. Kemudian setelah bertahun-tahun tak bersua,
barulah Allah mengizinkan nabi Ibrahim untuk bertemu dengan putra tercintaNya…namun
baru sekejap, Allah sudah memerintahkan beliau nabi Ibrahim untuk MENYEMBELIH
putranya sendiri… bayangkan!
Duhai Allah…Yang Maha Mengetahui Segala..Engkaulah Yang Mengetahui
mana yg terbaik untuk hamba-hambaMu..
Hal apa yg bisa kita ambil dari kisah di atas?
Tidakkah nabi Ibrahim
adalah seorang hamba yg ‘gentle’??? beliau membuktikan cintaNya kepada Allah
dengan menuruti segala perintahNya dengan segera. Rasa cintanya pada Allah dan
ketauhidannya kepada Allah mengalahkan rasa cintanya kepada putra kandungnya
sendiri yg sangat ia cintai.
Dan itu semua
terjadi begitu cepat. Nabi Ibrahim melakukannya semata-mata karena Allah. Nabi Ibrahim
telah MENYEMBELIH cintanya yg berlebihan terhadap dunia, terhadap makhluk,
terhadap anaknya sendiri.
Karena kembali lagi
ke hakikat bahwa: semua ini hanyalah titipan. Once again, TITIPAN.
2.
Jadi ingat filosofi ‘tukang
parkir’-nya Aa Gym.
Tukang parkir itu,
mereka hanya ‘dititipi’ kendaraan oleh pemiliknya. Ia tidak bangga dan sombong
dengan ‘barang titipan’-nya tersebut. Justru mereka begitu bersungguh-sungguh
dalam ‘menjaga’ titipan tersebut dan dengan senang hati serta ikhlas
mengembalikan kendaraan tersebut ketika sewaktu-waktu diambil oleh pemliknya.
Begitu juga dengan
kita. Kitalah si tukang parkir itu. Dan Allah lah Yang Maha Memiliki dan berhak
atas semua titipan itu.
3.
Belum lagi kalau kita ingat terjemahan surat Al An’am: 162 yg
selalu kita baca saat sholat yaitu,
“innasholati wanusuki wamahyaya wamamati lillahiRabbil’alamiin..”
(sesungguhnya, sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanya untuk Allah semata,
Tuhan Semesta Alam).
*Hmm..silakan
direnungi sendiri ayat ini..
4.
Idul adha juga sebagai syiar terbesar umat islam dan sebagai
millah (ajaran). Ajaran yg dimaksudkan di sini adalah ajaran tauhid; Laa
ilahailallah.. hanya Allah yg pantas disembah.
5.
Adapun daging kurban, tidak harus dihabiskan/dimanfaatkan dalam hari-hari
tasyrik saja, tetapi juga boleh dibekukan, juga boleh diawetkan untuk nanti selanjutnya
dimanfatkan.
6.
Dalam suatu riwayat, dijelaskan bahwa dari Aisyah, Rasul SAW
pernah bersabda, “Tidak ada amalan anak
cucu Adam pada hari raya qurban yg lebih disukai Allah melebihi dari
mengucurkan darah (menyembelih hewan qurban), sesungguhnya pada hari kiamat
nanti hewan2 tsb akan datang lengkap dengan tanduk-tanduknya kuku-kukunya, dan
bulu-bulunya. Sesungguhnya darahnya akan sampai kepada Allah –sebagai qurban- dimanapun
hewan itu disembelih sebelum darahnya sampai ke tanah, maka ikhlaskan
[HR. Ibnu Majah dan Tirmidzi].
[HR. Ibnu Majah dan Tirmidzi].
*tidakkah kau merasakan sesuatu saat membaca
hadits itu, Kawan?
7.
Segala sesuatu ini hanyalah amanah dari Allah, pun dengan suami,
anak-anak kita nanti kelak. Mereka adalah AMANAH. Tugas kita adalah bagaimana
kita memperlakukan amanah2 tsb dengan sebaik-baiknya.
8.
Cintailah sesuatu itu ala kadarnya…dan bencilah sesuatu itu ala kadarnya..karena
kita tak pernah tahu. Kadang bisa jadi sesuatu yg kita cintai itu buruk bagi kita
dan sesuatu yg kita benci itu baik bagi kita.. Allahua’lam…
9.
Ketika kita merasa blank atau sedang ‘galau’, maka merenunglah. Merenung
di sini lebih kepada menyendiri; bermuhasabah; mengintrospeksi diri dan
berkhlawat (berduaan, bermesraan) dengan Allah… karena barangsiapa yg sedang
berusaha mencari Allah, maka Allah akan mendekatiNya dan ia akan menemukan
Allah..
insyaAllah.. Allahua’lam…
*untuk panci yg kedua, insyaAllah di lain kesempatan..see you.. :)
Posting Komentar