{Fresh Orange}

Fresh Orange Blog | Created By Www.BestTheme.Net

Archive for Februari 2012

Rizki, Jodoh dan Maut

Posted by iDa_941

Sebuah artikel dari eramuslim.com. semoga bermanfaat. untuk motivasi, khususnya diri pribadi, insyaAllah...

Mereka bertigalah yang hingga kapan pun akan tetap menjadi bahan perbincangan manusia di belahan muka manapun.

Penduduk desa kerap kali menjadikan mereka topik obrolan ringan ketika duduk santai di warung kopi. Para politisi pun takhenti-hentinya sesumbar menyebut nama mereka. Tidak hanya sampai di situ, di jejaring sosial pun, jutaan manusia menyematkan ketiga sekawan itu dalam akun pribadi mereka.

Kisah mereka dan semua tentang mereka sejatinya adalah misteri. Taksatu pun malaikat yang tahu bagaimana mereka hadir dan mendampingi umat manusia. Para malaikat yang suci dan mulia hanya bisa tahu, ketika Tuhan berkata, “Laksanakanlah…”


Bicara tentang mereka memang tidak akan pernah habisnya. Manusia sangat antusias untuk mengkaji lebih dalam tentang mereka. Ya, manusia mengenal mereka, namun ada satu hal yang tidak pernah manusia ketahui. Yaitu, kapan mereka tiba dan menyapa manusia.


Tuhan telah menyimpan mereka bertiga pada sebuah kitab. Sebuah kitab yang sangat rahasia. Di dalam kitab itu, tertulis tentang semesta beserta isinya. Di dalam kitab itu juga telah tertulis skenario Tuhan untuk manusia. Kita semua sudah punya skenario masing-masing. Tuhan-lah yang menjadi sutradaranya. Sementara kita berperan sebagai aktornya. Lantas para filosofis kemudian bertanya, “Untuk apa saya harus berbuat ini dan itu. Toh, pada akhirnya Tuhan sudah punya jalan tersendiri untuk saya?”


Tulisan saya kali ini memang sedikit menukik pemikiran filsafat. Tapi mudah-mudahan saya tidak terperangkap pada logika manusia yang hanya berada pada diagram hitung-rugi. InsyaAllah, saya ingin mengajak pembaca bahwa logika Tuhan bukan bicara untung-rugi. Namun bicara tentang logika keimanan. Dan di situlah titik tumpu hidup dan kehidupan.


Maka bicara tentang skenario, kita akan bicara tentang takdir. Percayalah, setiap manusia mempunyai takdir hidupnya masing-masing. Maka, sebagai manusia alangkah bijaknya jika kita berorientasi pada sikap ikhlas dan pasrah pada Tuhan. Yakinlah, Tuhan akan mempersiapkan skenario terbaik untuk hamba-Nya. Logika ini sungguh sederhana. Hanya saja, kerap kali manusia takkuasa bersabar dan berkompromi dengan waktu. Bukankah untuk melihat indahnya pelangi—kita harus menunggu hujan reda—kemudian terjadilah dispersi cahaya. Ya, semuanya akan indah pada waktunya.


Menelisik tentang takdir, kita tidak akan lepas bicara tentang proses. Mengutip kekata dari orang bijak, “Day to day is a process.” Tepat sekali, hehari yang kita jalani kemarin, hari ini, atau bahkan esok, semuanya adalah proses. Dan proses itulah yang pada akhirnya akan menghantarkan kita pada apa yang kita inginkan.


Syaikh Hasan Al-Bana pernah memberikan nasehat dalam ceramahnya, “Kenyataan hari ini adalah impian hari kemarin. Dan kenyataan hari esok adalah mimpi hari ini.” Maka, jika kita ingin menjadi pribadi terbaik di masa esok, maka mulailah dengan melakukannya saat ini juga.


Dalam sebuah hadits dikatakan bahwa ada seorang Arab badui menghampiri nabi Muhammad saw. Arab badui itu bertanya pada Rasulullah, “Ya Rasulullah kapan kiamat akan datang?”, Rasul menjawab apa yang sudah kau siapkan untuk kedatangan kiamat?”, dan dijawab, “Tidak ada apa pun yang aku persiapkan kecuali cintaku pada Allah dan Rasulullah.” Rasul menjawab, “Engkau akan bersama dengan apa yang kau cintai.” (Anas Bin Malik)


Secara sederhana, dapat kita pahami—bahwa kita—adalah apa yang kita pikirkan. Kita adalah apa yang kita mau. Dan kita, akan berkumpul dengan orang-orang yang kita cintai. Logikanya seperti ini, jika kita ingin menjadi penghuni syurga, tentu kita akan mengerahkan diri kita untuk bisa memenuhi standar sebagai penghuni syurga.


Menyoal topik ini, kita juga akan diseret untuk memahami tentang konsep refleksi diri.


Sahabat budiman, tentunya kita semua pernah bercermin, bukan? Biasanya orang-orang bercermin di pagi hari sebelum mereka beraktifitas dan meninggalkan rumah. Bercermin bukan lagi sebatas kebutuhan. Bahkan bisa jadi sebagai kebiasaan yang dilakukan secara terus menerus tanpa disadari. Bagi kaum hawa, mereka bercermin bisa lebih dari 15 kali dalam sehari. Itu asumsi saya. Untuk apa? Ya, untuk melihat kondisi fisik mereka, terutama wajah—yang menjadi pusat perhatiaan—ketika bertemu dengan orang-orang dalam berbagai kesempatan. Jika ada debu yang menempel di jidatnya, sang pemilik wajah akan mengusapnya dengan tisu. Ia ingin wajahnya enak dipandang, dan hal itu cukup melegakan hati.


Nah, analogi cermin tadi sama halnya dengan hari esok manusia. Jika ingin hari esok bahagia, maka upayakanlah kebahagiaan itu saat ini juga. Seorang penulis hebat, Ronda Byrne dalam bukunya “The Secret” mengajukan teori tentang Law of Attraction, atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan hukum tarik menarik. Inti gagasan buku itu sangatlah sederhana. Kita hanya diminta untuk berpikiran positif dan melakukan kebaikan. Mudah bukan? Namun pada praktiknya susah-susah-gampang. Susah, karena kita berpikir itu sulit. Gampang, karena kita berpikir ini mudah.


Baiklah, kita kembali pada pembahasan takdir. Tahukah pembaca budiman bahwa takdir tidak berjalan sendirian di semesta ini. Ia beriringan dan bergandeng tangan erat dengan doa dan ikhtiar. Dan takdirmu, ditentukan dengan bagaimana doa yang kau panjatkan pada Tuhan serta upaya keras untuk menggapai apa yang kau cita-citakan.


Melalui kalam-Nya, Allah menenangkan hati hamba-Nya dalam surat Ar-Ra’d ayat 11: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka.” Dalam bahasa yang berpendar, Allah hanya ingin melihat siapa di antara hamba-Nya yang benar sungguh hati untuk mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Subhanallah, indahnya hidup ini jika logika keimanan menjadi tombol power yang berfungsi untuk menyalakan cahaya terang benderang di relung jiwa manusia.


Dan inilah hikmahnya bahwa ketiga sekawan tadi “Rejeki, Jodoh, dan Kematian” ditutup rapat oleh Tuhan dalam kitab Lauhul Mahfudz. Di sini, kita belajar tentang keikhlasan untuk menikmati proses hidup, kesabaran menjalankan skenario Tuhan yang diperankan oleh manusia, dan kesungguhan untuk menjadi aktor terbaik untuk mengakhiri cerita dengan ending kebahagiaan.


Biarkanlah, “Rejeki, Jodoh, dan Kematian” akan terus menjadi misteri. Karena itu bukanlah sesuatu yang harus didesak keberadaannya. Tugas kita hanya berupaya mengundang mereka dengan rahmat dan barokah Tuhan. Insya Allah, jika kita yakin akan kebesaran-Nya, semuanya akan indah pada waktunya.


Rejeki akan datang dari langit dan dari tempat yang tidak diduga-duga, jodoh akan dikirim Tuhan dari langit, dan tentang kematian, insya Allah kita akan menutup skenario cerita kehidupan dengan menyunggingkan senyuman terindah, seraya berkata, “Sesungguhnya aku kembali pada Rabb-ku dengan penuh ridha dan berkumpul dengan orang-orang terkasih di telaga Al-kautsar.


Wallahu’alam. Semoga bisa menginspirasi.

Jakarta,
14 Februari 2012
Pukul 10:32

Source: here

Allahua'lam bishowab...
 


Be Thankful

Posted by iDa_941

Bismillah….
Setelah beberapa hari tidak menulis diary, Alhamdulillah sekarang bisa menulis lagi.
Malam ini, di penghujung 25 February 2012 ini entah mengapa ada sesuatu (lagi). Tak hanya 1, tetapi banyak. Alhamdulillah Allah masih berkenan menunjukkannya padaku. Memberiku hati yg dapat merasa dan melihat semua ini. Memetik hikmah yg bertebaran, insyaAllah….

*hari ini lumayan full of moving >> UG @sdit godean >> thing2 @pogung >> UG (lagi) –hujan- >> methuk choir @SMA 6 >> go home >> jaga kantor @CEC >> husna >> kitchen –cassavaing-* AllahuAkbar!!

Tadi pagi, seorang sahabat bercerita tentang keluarganya. Tentang ayah dan ibunya. Yah, mungkin memang kedua orang tuanya tidak seperti orang tua selazimnya. Mengapa demikian?
Hubungan batin serta komunikasi sahabatku –sebut saja X- ini dengan ibunya tergolong renggang dan jarang bisa sejalan. Sang Ibu yg sifatnya keras, sampai saat ini belum mampu diluluhkan hatinya oleh sahabatku ini. X pun tidak bisa dekat dan leluasa berbincang dengan ibunya sendiri disebabkan banyaknya hal yg berseberangan dalam cara pandang dan prinsip. Meski demikian, X tetap berusaha menghormati ibunya. Sedangkan dengan ayahnya, ia masih bisa dekat –meskipun dominasi dalam rumah tangga masih dikuasai oleh Sang Ibu-.
Belum tentang keimanan, agama, ketiga adiknya, dll….
Kusimak kisahnya sambil kutatap kedua matanya. Subhanallah… sungguh, dia begitu tegar dan kuat. Dengan segala kondisi masing-masing anggota keluarganya yg satu persatu baru kuketahui, dalam hati aku hanya bisa beristighfar dan miris mendengarnya. Bagaimana bisa dia bertahan sampai sejauh ini, tanpa terlihat dari luar bahwa ia mengalami kondisi yg tidak biasa…
Astaghfirullah… semoga Allah menguatkanmu, Saudariku,,,aamiiin…

Betapa kita (memang) sudah seyogyanya banyak2 bersyukur, atas apa yg telah Allah anugerahkan… Pun dengan kondisi kita –yg mungkin menurut kita menyedihkan/memprihatinkan- saat ini, ternyata masih banyak orang di luar sana yg masih lebih memprihatinkan daripada kita.
Bersyukur atas apa yg ada saat ini, dan terus mengusahakan yg terbaik. Memperbanyak amal shalih untuk bekal kepulangan kita kelak.
Beberapa poin penting yg mesti (ku) ingat adalah:
Ø  Keimanan itu tidak dapat diwariskan. Pun dengan perbuatan baik atau buruk. Kita akan bersikap baik atau buruk adalah sebuah pilihan. Selagi masih diikhtiarkan, insyaAllah segalanya mungkin terjadi.
Ø  Betapa untuk mendapatkan kesuksesan itu membutuhkan begitu banyak perjuangan dan pengorbanan. Sedikit demi sedikit. Tak perlu risau dg hasil yg sedikit karena kita tak tahu kejadian apa yg akan Allah skenariokan untuk kita kelak. (belajar dari Pak Jawah, Bapak, Mbah kakung, dan bapak2 yg lain)
Ø  Meski ladang di hadapan belum terlalu nampak dan nyaman, namun bersabarlah dan terus berusaha. Berhusnudzan pada Allah karena Allah itu menurut persangkaan hambaNya. Trust it!
Ø  Teruslah berdakwah! Di manapun berada. Karena dakwah adalah cinta. Dakwah adalah bentuk cinta kita kepada sesama, bentuk ketaatan kita pada Allah. Mengajak kepada kebaikan di lingkungan keluarga, ibu, bapak, adik2, kakak2, saudara, tetangga, sahabat2, dan orang-orang di sekitar kita. Karena dakwah tidak terbatas ruang dan waktu.
Ø  Militant itu, optimal di semua peran! (akhirukalam thing2)

Sudah ya, sudah ngantuk. Besok (nanti ding) mau ke godean lagi… semoga barokah…
Wallahua’lam…

Oleh-Oleh dari Jalan Paris

Posted by iDa_941

Alhamdulillah…
Hari kemarin, Sabtu 18 Februari 2012, habis rihlah (tapi naik motor, hehe). Banyak hal yg terungkap, banyak hal yg didapat, akan tetapi sepertinya baru sedikit yg baru kuperbuat. Rencana awal hari ini briefing C-EC jam 6, tapi agak ngaret 20 menit an. Ndak papalah, it’s ok. Alhamdulillah jam7 sudah selesai, trus beres2 tempat (tapi saya ndak ikut, maaf ya Bapak2..).
Then, ke rumah mb. Isna, masak buat UG UKKI. Rumahnya sih di jalan paris, tapi ndak tau tepatnya. insyaAllah 1 jam sampai lah dan direncanakan ba’da sholat dhuhur bisa pulang n mbantu di C-EC nanti, tapiiii ternyataaaaaaa…..tidak bisa… T_T
Akhirnya, baru kuketahui bahwa materi yg disampaikan tadi bagus, keren, dan memotivasi kita (sudah 3 orang yg bilang seperti ini). Waahhh,,,jadi iri. Meskipun pesertanya hanya 6 tapi Alhamdulillah lancar dan mendapat sambutan positif dari teman2. Terima kasih ya Allah..
Ndak bisa ikut pemotretan bareng PMR08 juga..hiks2...T_T semoga besok bisa lagi...
Hmm, bicara masalah motivasi, Alhamdulillah di bantul sana, aku juga mendapat banyak motivasi dan cerita. Khususnya dari ibuknya mb. Isna (maturnuwun Bu… J ).
Mulai dari beras, padi, gabah dsb, ngeles2 yg berhamburan (bahkan sampai overload), keprihatinan, semangat, pantang menyerah, kesederhanaan, hingga gempa 27 mei 2006. Subhanallah…semuanya begitu terasa bagiku. Begitu mengingatkanku akan masa lalu, di mana begitu banyak saudara2, sahabat2 yg rela dgn ikhlas membantuku, membantu kami. Alhamdulilah…


“… lalu tentang apa yg telah, sedang dan akan terjadi kelak, syukurilah…. Fahamilah semua itu sebagai tanda sayang dan cinta Allah kepada kita…”
Intinya:
Ø  Mesti lebih banyak dan terus bersyukur lagi. Lebih bersemangat lagi dalam beramal kebaikan. Smangat untuk makaryo juga! Karena sudah banyak yg menunggumu, yg mendoakanmu dan menyemangatimu, insyaAllah…
Ø  Buatlah ibuk bapak tersenyum bahagia dan bangga melihat anak-anaknya menjadi anak-anak yg shalihah…adik-adik yg menunggu hadirnya sosok pengayom di antara mereka.
Ø  Persiapkan diri untuk membangun peradaban yg baru. Keluarga yg sakinah. Entah bagaimana nanti kondisinya, tetap persiapkan diri, mental, fisik, ruhani dan yg penting ilmu. Memang ilmu dulu sebelum amal. Tetapi jika tidak segera beramal, juga tidak jalan. Jadi nanti ilmu itu akan ketemu seiring berjalannya amal juga (Bapak’s said).
Perjalanan pulang menyusuri ring road selatan terasa begitu panjang. Menikmati pemandangan kanan-kiri yg sebagian masih baru bagiku, mengingatkanku akan UD. Tamanan. Ya Allah, betapa memang hidup itu penuh dengan jatuh bangun. Begitu pun dengan usaha-usaha yg kita lakukan.
Dan sekarang,,, aku masih dalam posisi ini. Masih jauuuuuhhh…..
SMANGAATTTT….!!! Banyak PR yg menanti. Masih 7, go!
Laa haula wa laa quwwata illa billah…

[plosokuning, 17.24 pm, ahad, 19 February 2012, dalam melodi hujan senja yg merindui]

Tentang Hati

Posted by iDa_941

Bismillah…
Dalam sebuah kisah, diriwayatkan ada seorang sahabat yg bertanya kpd Rasul SAW, “Seperti apa itu taman surga Ya Rasulullah?” Rasul SAW menjawab, “Taman surga adalh majelis-majelis ilmu.” Beliau SAW pun bersabda bahwa kelak di surga aka nada mimbar yg dirindukan dan diirikan oleh para syuhada dan para nabi karena terbuat dari cahaya. Mimbar itu adalah tempat untuk orang-orang yg saling mencintai karena Allah. Mereka  bercengkerama dan bermesraan di atas permadani. Merekalah orang yg senantiasa menghadiri majelis-majelis ilmu. Mereka melakukannya bukan karena rekan-rekannya ataupun guru/murabbi/penceramahnya saja akan tetapi benar-benar karena keikhlasan dan ketaatannya kepada Allah…
Sedikit disarikan dari buku “New Quantum Tarbiyah” – Spirit yg Hilang:
Terkadang kita merasa tidak bersemangat. Lesu dan tak bergairah dalam beraktivitas. Why? Perlu kita mewaspadai gejala penyakit hati yg dapat menimbulkan rasa malas tersebut. Penyakit hati timbul sesungguhnya karena banyaknya dosa2 kita. Dosa2 kecil tsb akan memanggil energi2 negatif lain, seperti malas, mudah tersinggung, marah, dll.
So, how?
1.      Lakukan ‘perjalanan’ (rihlah) à bersama dg teman2 yg baik akan membawa kita ke arah yg baik juga. Rihlah bisa dalam bentuk refreshing, cari2 ilmu, jelajah kaijian, bersilaturahim ke orang2 yg menginspirasi, dll. Ingat perjuangan Jabir bin Abdillah yg mencari 1 hadits dengan berjalan begitu jauh. Keteguhan Salman Al Farisi juga dalam mencari ilmu. Imam bukhari juga, dari 1 juta hadits, beliau menyaring menjadi 600.000 à 4000 shahih.
2.      Meneliti kondisi hati kita.
Al Junaid, “Periksalah hal2 yg bisa merusak hatimu. Bila hatimu bersih, maka ia tak akan bosan melakukan kebaikan.” Kalau kita bermalas2an utk ibadah dan taat, maka bisa jadi hati kita sedang tidak bersih à karena banyak maksiat. Karena ingat, ilmu itu seperti cahaya. Ia bisa masuk ke dalam hati jika tidak ada hijab. Hijabnya hati adalah kemaksiatan2 kita.
So, bersihkan hati! Luruskan niat! Just Allah in my heart!
3.      Hati-hati dgn kesibukan yg sia-sia.
Hati-hati dg obrolan dan perkataan kita. Bertanyalah hanya tentang hal-hal yg bermanfaat saja. Jika kesibukan menimbulkan kelelahan (lelah duniawi) maka kegiatan itu akan menimbulkan kerusakan. Akan tetapi jika lelah akhirat, maka bagus. Karena memang dunia ini adalah tempat untuk berlelah-lelah. Kapan kita istirahat? Kelak ketika kaki kita menginjak surga firdausNya…aamiiin…insyaAllah…
4.      Ujian dating di titik terlemah kita.jadi hati-hati dan bersiaplah!
Ust. Rahmat Abdullah, “Allah ta’ala akan senantiasa menguji antum (Anda-red) pada kondisi terlemah antum.” Misal orang yg lemah dalam mengelola emosi akan senantiasa ditemukan dengan orang2 atau kondisi2 yg mudah memancing emosi, dsb, sampai orang tsb berhasil memperbaiki dirinya hingga kelak ia akan bertemu dg Allah dalam keadaan suci.
Wallahua’lam bisshowab. Jika ada yg kurang, mohon diluruskan. Maturnuwun…

[pogungrejo, jumat 27 januari 2012]

Professionalism

Posted by iDa_941

Bismillah…
Pekan ini...hm,, banyak cerita...
Kamis, 16 Februari 2012…
Tadi siang tes TOEFL di Cine Club FBS (ketemu pak Karno)…hmm,,,mengenang WCU bersama teman2, berangkat jam 5, antri wudhu, sholat, pulang ke rumah sampai malam, mampir kos Essy, sampai kehujanan, motor macet,  dll..subhanallah…berapa tahun yg lalu ya?? Lama ndak speaking2 lagi.. Paginya dah siap2 ke sarjito tapi kok belum ada panggilan…yowes, nggarap PR. E, panggilannya pas mau tes, ya maaf, ndak jadi malahan… :( padahal pengeeennnn banget… >.< ya sudah, ndak papa, semoga lain waktu ada kesempatan lagi, aamiiin…
Here they are:
1.      “Berhati-hatilah dengan pencuri waktu!” Bapak said.
Siapakah pencuri waktu itu? Mereka ada di sekitar kita, amat banyak dan menggiurkan. Bahkan terkadang melenakan dan kita pun luluh dibuatnya. Apapun dan siapapun mereka yg penting kita mesti pintar dan disiplin mengatur diri. Self-controlling! It’s very important.
*padahal belum jadi apa2…mahasiswa, jadi anak yg masih numpang, belum mandiri, belum punya anak, belum ngurus rumah tangga..de el el…

2.      Cobalah berlatih untuk bekerja ‘multitasking!’ Ini juga dari Bapak.
*Okelah, urusan ini tak perlu banyak komentar. Sudah cukup kata dan contoh nyata di samping kanan kiri.

3.      How to empower the influence ability? *benar ndak ya grammar-nya? Intinya, bagaimana cara untuk bisa mempengaruhi orang lain agar bertindak sesuai dgn apa yg kita sarankan, tanpa memaksa. Pertanyaan klasik retoris yg tidak perlu dijawab. Dan jika aku boleh menambahkan jawaban, maka “… dampingilah dengan doa dan kesabaran…,” right? Right… Ya Allah, Ya Mujib…

4.      Seyogyanya, peluang kita, -aku dan teman-teman yang lain- adalah sama, yakni 50-50. Fifty-fifty. Setidaknya prinsip itulah yg kutanamkan dalam diriku ketika kepesimisan perlahan mulai mendekat. Seperti saat hampir 4 tahun yg lalu, saat membaca kuota mahasiswa yg akan diterima di prodi pendidikan matematika UNY regular jalur SNMPTN tinggal (masih) 20 orang. Ya, 20! Sejenak aku membayangkan, “Wah, SNMPTN kan se-Indonesia…yg ikut ndaftar nanti berapa (ratus) orang, yg diambil Cuma 20… Aku katut ga ya?”

Tapi segera kutepis pessimistic statement tsb dan mengundang Mr. Optimistic untuk bertamu ke ruang hatiku. Karena peluang kita semua sebenarnya sama, 50-50. Yang membedakan hasilnya nanti adalah dari usaha/ikhtiar dan doa-doa kita, juga orang-orang yg mendoakan kita. Kalau Bu Dyah (guru Fisika SMA, sekaligus wali kelas 2 tahun) ngendika, “… dan faktor ‘X’ lah yg ikut membantu.” Apa itu factor X? Saya tidak bisa mendefinisikan tepat seperti yg beliau katakan, akan tetapi secara garis besar, yg dimaksud adalah hal-hal berupa amalan2 kebaikan kita yg telah lalu, especially it related to our parents… Itu…
Sampai mana tadi yaa…??? 
          Yah, itulah.. Dan Alhamdulillah, syukur kepada Allah, namaku tercantum pada daftar pengumuman mahasiswa baru yg diterima di UNY yg dimuat di KR 1 Agustus 2008 itu…. Pilihan I pendidikan matematika, II pendidikan biologi. Rasanya, seperti baru saja tersiram air segaaarrrr sekali…hehe lebay…. Jadi ingat saat2 PBU (hampir mau masuk pend. Bhs. Perancis ^^), SM (nunggu di puskom sama ines, malah sampai muter2 GOR nyari2 puskom),  sampai UM UGM dianter lek mus. Astaghfirullah…

5.      (Sekali lagi!) Once again, TINGKATKAN PROFESIONALITAS !!! Madu-nya…

6.      Semakin tua, semakin bertambah usia, hendaknya (dan semestinya) semakin shalihah, semakin memperbaiki kualitas diri dan memantaskan diri dg apa yg seharusnya berjalan. Keep Struggling!

Sudah, sekian dulu. MARET MENANTI, InsyaAllah…. Segera petakan dan lakukan! AllahuAkbar!
Astaghfirullah…