{Fresh Orange}

Fresh Orange Blog | Created By Www.BestTheme.Net

Archive for Mei 2011

-diam-

Posted by iDa_941

bismillah...
sekedar ingin berbagi
mutiara hari ini:
~ terkadang apa yg kita lihat atau dengar belum tentu sepenuhnya benar dengan keadaan yg sebenarnya. jangan tergesa-gesa mengambil kesimpulan.
~ ketika kita ragu melakukan sesuatu (padahal itu baik), maka SEGERA lakukanlah..              tak usah ditunda-tunda

...dan akhirnya....
banyak 'PR' yg harus diselesaikan..!!
SMANGAT!! ^,^
 
*lalu di akhir,,,ucapkan istighfar,,,
astaghfirullah...
...mungkin dengan diam ini (semoga) lebih baik...
amiin...

Serial Sakina#1

Posted by iDa_941

 bismillah...

*bagi yg tidak bisa berbahasa Jawa, diharapkan mencari teman pendamping untuk menerjemahkan beberapa teks di bawah,,,agar tidak terjadi kesalahpahaman..
terimakasih...hehe ^^

sebelumnya perkenalkan, adik sepupuku..
Sakina (Habibatun Sakina), kelas 1SD, 7 tahun. Kalau dulu membaca postinganku yang berjudul "Husna" (kisah selengkapnya bisa dibaca di sini) pasti kenal yg namanya Sakina. Sakina ini adiknya Husna.
kemarin, sabtu 28 mei 2011, sore ke rumah Husna, sinau bareng....
sampai maghrib, sholat maghrib bareng Sakina n Husna. sebelum sholat, sedikit ada obrolan antara kami bertiga (tapi bukan cinta segitiga lho yaa...apalagi cinta cenat cenut...hehe. hmm, ngomongin cinta cenat cenut jadi inget Marwa... :D. eitss,,untuk para pembaca sabar ya..Marwa insyaAllah akan saya ceritakan di postingan yg lain... ^_^)
back to the topic...

tiba-tiba Sakina nyeletuk,
"Mbak ida, mbak ida,,sesuk nek mbak ida wes nduwe anak, aku le nyelukke opo?"
Aku: "Mbak..."
Sakina: "Mosok mbak..."
Aku: "Lha emang e opo? Buk?"
Sakina: "Oraa..."
Aku: "Bulek?"
Sakina: "Oraa..."
Aku: "Lha trus opo?  Budhe?"
Sakina: "Ho'o..."
Aku: "?!%$&*@#%"

--a
spontan aku dan Husna pun tertawa,,,
tak terkecuali bulek Titin -ibuknya Husna- di dapur yang mendengar obrolan kami.
haduuuh...haduuuh...
Sakina....sakinaaa....

Aku: "Wes,,wes,,,yok sholat..sholat..."

"...Allaaaahuakbar..."



SEMANGAT BAYI: Never Ending Spirit

Posted by iDa_941

*dimuat dalam rubrik Refleksi bulletin PROGRESS UKKI JAM UNY edisi I, Februari 2011*
Bicara semangat, aku teringat akan masa SMA. Di awal bulan Agustus 2007 kuikuti AMT (Achievement Motivation Training) untuk pertama kalinya. AMT yang begitu dahsyat dan mengubah paradigmaku saat itu –hingga kini-. Banyak ilmu yang kudapatkan. Salah satu hal yang begitu mengena adalah materi BAYI. Bayi??? How come???


Jadi begini…
Sadarkah kita bahwa bayi itu -kalau boleh saya berkata- memiliki ‘never ending spirit.’ Mengapa? Coba kita tengok sejenak. Ketika berusia 3 bulan, ia belajar tengkurap dengan semangat tinggi. Saat Sang ibu membalikkan posisi badannya kembali merebah, si bayi pun selalu bergerak dan berusaha untuk kembali tengkurap. Tak jarang tangis pun menghiasi. Ia tak rela dikembalikan lagi ke posisi ‘aman’-nya (baca: merebah). Begitu seterusnya ia senantiasa berusaha untuk tengkurap meskipun nantinya akan dikembalikan ke posisi awal oleh sang ibunda.
Beralih ke masa belajar berdiri. Terkadang, meskipun masih belum stabil, ia tetap mencoba bertahan pada posisinya. Kadang terjatuh pun mereka alami. Tetapi beberapa detik kemudian ia akan bangun dan mencoba lagi untuk berdiri. Begitu seterusnya. Jatuh bangun mereka nikmati. Pun saat belajar berjalan. Dengan langkah tertatih-tatih mereka tetap ‘istiqamah’ untuk terus berjalan. Melangkahkan kaki-kaki kecil mereka menapaki jalan di hadapan. Mereka tak gentar menghadapi ujian di depan. Jatuh bangun yang mereka alami tak membuat mereka gentar, menangis, putus asa, berhenti di tengah jalan atau bahkan malah mundur ke belakang. Bahasa kerennya, “Bukan bayi banget!”.
Nah, bagaimana dengan kita?
Kita dengan predikat yang kita sandang sebagai mahasiswa, seyogyanya, semangat kita justru lebih dahsyat dari si bayi. Kita punya mimpi dan tujuan yang jelas. Kita hidup di sini pun, ada misi tersendiri, yakni khalifatullah. Jadi tak ada alasan untuk tidak bersemangat dalam menjalani hidup ini.
Tidak dipungkiri bahwa memang terkadang iman kita naik-turun. Begitu juga dengan semangat kita. Hal ini biasanya dikarenakan oleh faktor duniawi, entah dari sahabat, keluarga, lingkungan dan sebagainya. Namun marilah kita belajar dari bayi. Bayi yang seolah ‘cuek’ dengan kondisi sekitar dan tetap teguh pada pendirian serta tujuan awal. Dan kita, cukuplah Allah ghoyatuna, Allah sebagai tujuan hidup kita. Perjumpaan dengan-Nya lah yang menjadi kerinduan universal bagi seluruh ummat manusia.
Bagaimana cara untuk meraihnya? Yakni dengan mengamalkan apa yang disyariatkannya. Oke! Memang teorinya mudah dikatakan. Tetapi praktik lah yang menentukan. So, jangan sampai kalah dengan bayi! Apapun aktivitas kita, apapun rintangannya, yuk kita tuntaskan! Nikmati saja dengan ikhlas dan ingat tujuan awal kita: Fillah (karena Allah). Dan ingat, Allah tidak pernah membebani seseorang di luar kemampuan hamba-Nya. Jadi, kita pasti bisa! Bismillah…

Epilog…
Suatu pagi, kulontarkan pertanyaan pada Husna, adik keponakanku (10 tahun).
“Smangat itu apa, Na?” (dalam bahasa Jawa.
“Nggak tahu. Bedanya semangat dengan berteriak saja aku tak tahu” (dalam bahasa Jawa).


(Faidatul Hasanah, Rumah Danfor, 15 Februari 2011)

Vitamin F#3

Posted by iDa_941

bismillah...
~yang sedikit ini semoga bermanfaat~
Cross check & tabayyun (klarifikasi) sangat penting. Tak boleh tergesa-gesa utk menyiarkan semua informasi yg didapat dari saksi mata/sumber berita. Dalam kondisi apapun, meski sedang dikejar deadline karena tidak hanya kecepatan yg dibutuhkan namun juga akurasi data dan validitas informasi. Selain itu, dampak serta akibat dari berita yg tidak akurat cukup berbahaya dan efeknya sangat luas.
Sangat logis jika kebebasan pers tidak mutlak tanpa batas. Adanya batasan-batasan bukan utk mengebiri kreativitas & kebebasan, namun untuk menghormati hak & kebebasan pihak lain. Islam memberi hak kepada ummatnya utk mengekspresikan dan mengekspos setiap peristiwa demi memperjuangkan kehormatan dan kebaikan, bukan utk menyebarkan apalagi membela kemunkaran.

[disarikan dari buku Fikih Jurnalistik]
 

Setengah Din #1

Posted by iDa_941

"...pernikahan BUKAN sebuah KEINGINAN, namun sebuah KEBERANIAN mengambil tanggung jawab dan KESIAPAN untuk berjuang."

"Pernikahan adalah keikhlasan untuk memberi dan melakukan kebaikan. Mendahului memamafkan, mendahului bertindak mulia.Hingga tak ada yg merasa terdzalimi karena semua hak telah terpenuhi..."

~dari buku Diary Pengantin_kuliah anya @204~ 
Are u ready?

Vitamin F#2

Posted by iDa_941

for blind people, everthing is black...
they can't see the wise face of mother and father..
even their handsome husband/beautiful wife...
or their cute children...
and this colourful world...

but they can see Allah,,,
bcz Allah is always give them the unlimited light..in their heart...

 
 
 
 
 
 
 
how 'bout us?
-_-

Sebusur Cerita untuk Kita

Posted by iDa_941

(spesial dediketit 4 mai lofli fem, PMR'08)
*sebenarnya ini PR kesan dan pesan yg ada di angket itu,, 
this is special dedicated 4 u, my sista en brader...
PMR'08
bcz u're special...

===========<3==============
Bismillah…
                        Sebusur Cerita Untuk Kita
Teruntuk kalian, saudara-saudaraku seperjuangan….
Aku yakin, kisah kita tak ada yang sama sebelumnya
Bahkan saling kenal pun tidak
Kita terpisah ruang dan waktu yang berbeda
Kala itu,,, Ya! Kala itu…
Jauh sebelum OSPEK,,,ataupun SLK…

And the time goes by….
Tibalah Agustus itu…
Pertemuan perdana dengan kalian adalah saat kuliah Pak Rus, Trigonometri (masih ingat?).  Kala itu pemilihan ketua kelas etc…Penduduk yang awalnya mencapai 50, one by one getting move on… Hingga detik ini, masih ada 33 pejuang matematika yang memperkuat formasi pasukan PMR’08 insyaAllah,,,

Kalian,,, dian, heyin, essy, tyas, mput, kadek, ntane, una, anis, ana, ria, anisah, hilda, niluh, nisa, ety, siti, mbak desi, mbak yas, silfi, nurika, mbak evi, mbak tika, itak, nana, aan, aziz, fikri, janu, pluntur, ilyas, riantoko (where are you?) dan aku di sini…

Tak terasa, sudah hampir 3 tahun kita bersama. Semester 6 ini hampir ujian…
Banyak kisah kita lalui bersama. Suka dan duka. Tawa canda bahkan luka menghiasi. Tak jarang linangan air mata mengikuti, meski tak nampak di depan diri kita masing-masing. Semua ini, menjadi pelajaran tersendiri. Meski begitu, belum sepenuhnya aku mengenal kalian satu per satu lebih dekat… Maafkan aku… Namun  yakinlah kawan, aku,,,tak akan melupakanmu,,,insyaAllah… karena kalian tak biasa.

Dan hari ini, Selasa ini, di bulan Mei ini, hari ke 17 tahun ke 3 perjuangan kita di kampus UNY ini… Duhai Allah, izinkan aku membekukan memory ini… Sejarah nan cantik yang kan menghiasi perjalanan panjang kita..

Ter,,, ^,^


Meski esok kita kan  berjuang di medan masing-masing, namun ukhuwah ini, semoga kan terus mengencang, terruhkan dalam jiwa hingga wanginya masih terasa meski keriput telah membatiki jasmani…

Suatu saat, aku merindukan kita,,, Ya! Kita! Kita yang duduk melingkar, di suatu senja, menyeruput teh hangat, dengan sepiring gorengan mungkin,, Lalu membincang kita (lagi). Entah di rumah siapa. Membincang kisah kita masing-masing dan bertukar kabar… Hingga kelezatan selasa ini terasa saat itu kelak… insyaAllah… amiin Ya Rabb…
Alhamdulillah…


Best Regards,
Ida
08301241036

[Mei hari ke-17, beberapa jam sebelum berjalan dengan kalian, tahun ke 3 perjalanan kita, saat mata masih terjaga @ ruang hati]



~Semoga Allah Menghimpun Cita dan Cinta Kita dalam Bejana Doa~

Mengenal-Mu

Posted by iDa_941

Bismillah...

Alhamdulillah...
Diri ini diizinkan mengenal-Mu...
Berislam...dan mengimani-Mu...
Sungguh, tak ada nikmat yang lebih indah selain mengenal-Mu, Duhai Allah...
Rabb semesta alam...
Tuhan Penggenggam jiwa-jiwa kami...
Tak dapat kubayangkan,,
Baiklah, Sahabat!
Kali ini kucoba untuk mengajakmu, menelusuri goresan ini, want you?? ^_^
Bayangkan, seandainya (seandainya yaa…) jika kita terlahir bukan di dalam keluarga yang bukan Islam…
Akan kah kita sampai pada kondisi seperti ini? saat ini?
Mampukah kita mencari kebenaran dan bertahan pada keimanan ini?
Allahua’lam,,,
Sahabat, tak dapat dipungkiri, terkadang hal tersebut di atas terbersit dalam fikiran ini.
“Bagaimana jika aku tidak ….?”
“Bagaimana jadinya jika seandainya aku …?”
“Bagaimana jika …?”
Hmm…Allah…Alhamdulillah…
Dan sekarang, sampai detik ini, sungguh, “…fabiayyi aalaairabbikumaa tukadzibaan…”
Betapa Allah begitu menyayangi kita. Segala episode yang telah kita lalui hingga kita sampai pada adegan ini adalah scenario dari Allah. Pasti ada hikmah tersembunyi di balik ini semua. Mungkin saat ini kita belum bisa memahaminya. Namun yakinlah, Sahabat, waktu yang akan menjawabnya. Dan jika masa itu tiba, hanya asma-Nya yang kelak kita lantunkan dari bibir ini. Alhamdulillah…

Oya, satu lagi!
Bersyukur itu, selalu. Tak ada waktu khusus apalagi pengecualian.
Whenever and whatever, be thankful to Allah…

Alhamdulillah
 [Mei ke 16 di 2011, 23.18 @ ruang hati]

Soundtrack

Posted by iDa_941

bismillah...
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
inilah sekiranya soundtrack selama kurang lebih dua pekan terakhir ini
mungkin karena ketularan sahabat saya yang sering memamerkan dan menyanyikan lagu ini, hehe
lagu lama sih,,
cuma saya saja yg baru ngeh kalau lagu ini bagus..

===letto-senyumanmu===

Indah matamu
Gerai rambutmu
Menunjukkan itulah keindahan
Yang memberikan
Bentuk senyuman
Sebentuk usapan
Kepada hati

 
Sinar wajahmu
Lembut katamu
Sepertinya mampu
Menggubah dunia
Yang terasa
Begitu hampa
Semuanya sirna
Tanpa cinta
Kutemukan
Arti kerinduan
Dan kumengerti
Yang kucari

Reff :
Oh bukanlah
Cantikmu yang kucari
Bukanlah itu
Yang aku nanti
Tetapi ketulusan hati yang abadi

Kutahu
Mawar tak seindah dirimu
Awan tak seteduh tatapanmu
Tetapi kau tahu
Yang kutunggu hanyalah
senyumanmu...

:) nahh....
then?

Menguntai Sabar

Posted by iDa_941

bismillah...

terpekur dalam lekukan kepasifan
diam
tak ada reaksi
bertanya kepada bumi, namun banyak jawab yg didapat
bertanya pada langit, namun tak mampu bermuara
bertanya pada hati, hanya ada diam di sana
merenung...
lalu perlahan berurai air mata...
meski sedikit, bahkan mungkin tak tampak -karena tak sanggup untuk keluar-
namun cukup membuat lelah hati ini
terkadang,,,

Rabbi...
apalagi ya
lalu bagaimana lagi
yah,,,meski ku tahu menunggu itu bukan jawaban
namun setidaknya, ini mungkin sebentuk kesabaran kecil yang tumbuh
semoga tak apa
sejenak berhenti, untuk meresapi dan memperbaiki
lalu bersiap diri untuk melaju lagi
semoga tak sekedar mimpi

dan saat ku terbangun, semoga harapan itu terrealisasikan
lalu tumbuhlah tunas yang segar
hijau nan asri
yang menyejukkan dan menyenangkan maata yang memandang
lalu perlahan tumbuh dewasa
mengakar kokoh dan tegak berdiri
kuat menghadapi angin dan badai
hingga nanti buahnya manis kan dinikmati 
lalu senyum pun terlukis di bibir ini
amiin...
insyaAllah....



Ya muqallibal quluub, tsabit qalbi 'ala dinnik..wa'ala tha'atik..
amiin...

-astaghfirullah-

                                                                                      [di sela penjelajahan hati]