o iya,
satu lagi inspirasi yg baru saja lewat -sebenarnya sudah dari kemarin2 sih-

hampir setiap aku pulang atau berangkat ke kampus, sering sekali hal ini terlintas di benakku. Apalagi saat aku berhenti di perempatan ringroad utara, bangjo concat sana. Hampir setiap siang hari diselenggrakan "show" (bagi yg sering lewat concat pasti faham). Jadi ketika lampu menyala merah dan timer mulai menampakkan angka - angka berwarna merah yang terus berhitung mundur, bersamaan dengan itu tampillah para artis,,,para seniman jalanan,,,

Mereka (biasanya terdiri dari 3-4 orang, 2 orang sebagai penari dan 2 orang sebagai pemain musik). Gaya dan peralatan mereka cukup sederhana. Dan sebenarnya, menurut saya, cukup menarik dan menghibur penonton dadakan yang sedang duduk di atas motor yang berhenti karena lampu merah. Sang kedua artis pun menari mengikuti irama yg dimainkan oleh 2 temannya yg lain. Kostum mereka pun dihias semenarik mungkin (layaknya penari2 tradisional pada umumnya). Wajah mereka juga berpoleskan make up, coreng-moreng seperti tentara dan memakai aksesoris pendukung lainnya (walaupun tidak selengkap penari kraton). Alat musiknya pun begitu sederhana. Kadang hanya memakai 1 gendang, kadang hanya seperangkat bonang, kadang dua2nya.
Begitu lampu menyala merah, dengan sigap dan cepatnya mereka beraksi -turun ke jalan tanpa alas kaki dan menari, pemain musik menjalankan tugasnya dengan duduk di trotoar konblok dekat tiang lampu bangjo ditemani dengan seplastik es teh yang bersandar pada meja bonand-.

subhanallah,,,

lampu merah biasanya menyala sekitar 60-70an detik (kadang juga 80an detik). setelah dirasa cukup, saat timer menunjukkan waktu tinggal 15an detik lagi, barulah kedua penari menjelajahi para 'penonton' sambil menyodorkan wadah, berharap akan terisi oleh rupiah.
Detik-demi detik mereka lalui,,,
Rupiah demi rupiah pun mereka kumpulkan...
mereka tidak memaksa
penonton diberi kebebasan untuk memberi uang atau tidak. setelah angka menunjukkN 3...2...1... mereka pun dengan sigap me-minggir-kan diri ke tepian trotoar agar tak tertabrak atau mengganggu pengguna jalan.

LUARRRR...BIASAAAA.....!!!

Bagi mereka, 1 DETIK ITU AMAT SANGAT BEGITU BERARTI SEKALI, SAUDARA-SAUDARA...!!!

1 DETIK = RUPIAH

1 DETIK = 1 BENANG KEHIDUPAN

1 DETIK = 1 SENYUMAN

1 DETIK = 1 MIMPI

1 DETIK = KEHIDUPAN

1 DETIK = NYAWA

1 DETIK = NAFAS

1 DETIK = ??? (ada yg mau mengisi??)

sedangkan kita? (Qta?? aku aja kali...kalian ga usah) bagaimana dengan kita (baca:saya). sudahkah diri ini menghargai waktu yg diberikan Allah pd Qt? barang sedetik saja,,, 1 DETIK SAJA....!!!!

astaghfirullah,,,

maaf,,
mungkin saya terlalu 'lebay' dalam menulis masalah ini. namun inilah yg baru bisa saya lakukan. saya hanya menulis tentang apa yg ada di benak dan hati saya. saya bahkan tidak meng--edit tulisan saya. jadi harap maklum. namun jika ada yg bersedia untuk mengedit, monggo,,, sy tidak berkeberatan.

tulisan ini semata2 hanya untuk mengingatkan 'saya' (dan teman2, jika berkenan) untuk lebih menghargai waktu dan juga mengingat kematian yg kapan saja bisa datang...

SALING MENGINGATKAN YA TEMAN2!

bismillah....

Wallahu'alam bisshowab...

[iDa_941]